FAJARTV.CO.ID, MAKASSAR — Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dari seluruh wilayah Sulawesi menggelar Silaturahmi Regional di Hotel Aryaduta, Makassar, Jumat (10/10/2025). Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 10–11 Oktober ini dihadiri oleh perwakilan dari enam Majelis Wilayah (MW) dan 68 Majelis Daerah (MD) se-Sulawesi.
Koordinator Presidium Majelis Wilayah (MW) KAHMI Sulsel, Ni’matullah menyampaikan bahwa KAHMI Sulsel memaknai kegiatan ini sebagai sebuah penegasan kembali bahwa KAHMI merupakan organisasi besar.
“Faktanya ada di semua Provinsi, ada di semua Kabupaten/Kota, itu menunjukkan eksistensi yang luar biasa,” ujar Ni’matullah dalam sambutannya.
Ia menyebut bahwa KAHMI merupakan organisasi intelektual karenanya sangat naif kalau KAHMI ini tidak melahirkan pikiran pikiran.
“Silaturahmi Regional KAHMI Se Sulawesi dihadiri 6 Provinsi (MW) dan 68 Majelis Daerah (MD), Saya kira sangat mubazir kalau pertemuan kali ini hanya tepuk tangan, mesti muncul pikiran-pikiran besar,yang lahir dari Makassar,” serunya.
Ia menegaskan pentingnya menjadikan forum ini sebagai ruang serius untuk merespons dinamika kebangsaan dan arah pembangunan nasional, termasuk kritik terhadap kebijakan yang cenderung sentralistik.
“Anggaran daerah dipotong, kebijakan ditarik ke pusat, seolah-olah hanya “penumpang” di republik ini. Apa bedanya kita dengan Aceh, Papua, atau Jogja yang punya status otonomi khusus? Apakah kontribusi kita sejak 1945 masih kurang?” tegasnya
Ni’matullah mendorong agar KAHMI tidak diam, melainkan harus menyuarakan kegelisahan daerah secara kolektif dan berani.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyinggung kebijakan pemerintah pusat, seperti program makan gratis, yang ia sebut “lucu-lucu menggemaskan”.
“Skema seperti itu harus dikritisi. Tidak semua hal bisa diseragamkan. Kita ini negara kesatuan, bukan negara kesamaan,” katanya.
Lebih lanjut, ia juga mengkritisi sistem politik yang sarat biaya tinggi, terutama dalam penyelenggaraan pemilu dan pilkada.
“Apakah kita akan terus membiarkan sistem politik dengan high cost ini berlangsung tanpa koreksi?” katanya, mengajak KAHMI untuk turut mendorong perubahan.
Sementara itu, Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI, Mohammad Rifki, mengungkapkan bahwa kegiatan di Makassar ini merupakan forum silaturahmi regional ketiga dari lima yang diagendakan.
“Pertama kita mulai di Ternate, melibatkan wilayah Papua, Maluku, dan Maluku Utara. Bulan lalu di Batam untuk se-Sumatera, dihadiri 10 provinsi. Hari ini di Makassar untuk se-Sulawesi. Bulan depan akan dilanjutkan di Ibu Kota Nusantara (IKN) melibatkan Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara. Terakhir nanti di Surabaya untuk Jawa,” paparnya.