Menu

Mode Gelap
Kunjungi Command Center, Wamendagri Puji Inovasi Wali Kota Munafri dan Kadis Kominfo Roem MC Se-Kabupaten Pinrang Hidupkan Lagi PAKI sebagai Ruang Kolaborasi KAHMI se-Sulawesi Serukan Gerakan Moral dan Intelektual Bertajuk “Sulawesi Menggugat” Retret Lurah se-Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham Tekankan Loyalitas dan Integritas Rayakan HUT ke-61, Golkar Sulsel Tebar Kepedulian Lewat Anjangsana Sosial Mohammad Rifki Ajak KAHMI Sulawesi Berikan ‘Gugatan’ untuk Perubahan Nasional

Ekobis

Dampak Efisiensi Anggaran, Industri Pariwisata Sulsel Terpuruk

badge-check


					
Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel menghadirkan Ketua DPD Sulsel, Didi Leonardo (kiri), GM Hotel Mercure Makassar, Wiwied Nurseka dan Ketua Komisi D DPRD Makassar Andi Hadi Ibrahim Baso dalam Diskusi PJI Sulsel di Hotel Mercure Makassar, Sabtu (15/3/2025). Perbesar

Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel menghadirkan Ketua DPD Sulsel, Didi Leonardo (kiri), GM Hotel Mercure Makassar, Wiwied Nurseka dan Ketua Komisi D DPRD Makassar Andi Hadi Ibrahim Baso dalam Diskusi PJI Sulsel di Hotel Mercure Makassar, Sabtu (15/3/2025).

FAJARTV.CO.ID, MAKASSAR – Industri pariwisata di Sulawesi Selatan (Sulsel) khususnya di Kota Makassar, sangat terdampak atas peraturan pemerintah yang menghemat anggaran hingga 50 persen.

Hal itu terungkap dalam diskusi Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel Tantangan dan Peluang Industri Pariwisata Sulsel tahun 2025.

Sejumlah pelaku industri pariwisata dalam diskusi ini mengaku kebijakan efisiensi menggerus pendapatan seperti saat pandemi Covid-19.

“Efisiensi ini langsung terasa dampaknya. Kita kembali seperti 3 tahun lalu,” ujar Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sulsel, Didi Leonardo dalam diskusi PJI di Hotel Mercure Makassar, Sabtu (15/3/2025).

Menurut Didi Leonardo, saat ini agen travel yang tergabung dalam ASITA Sulsel sangat bergantung dengan segmen umrah.

Padahal sebelumnya, pelaku usaha pariwisata mendapat banyak pemasukan dari perjalanan dinas pejabat pemerintah.

“Sebelumnya, orang masuk ke Sulsel untuk mengeksplore pariwisata, tapi sekarang cuma datang meeting. Ini yang hilang, beberapa persen,” katanya.

Di tempat yang sama, General Manager Hotel Mercure Makassar Wiwied Nurseka menyebut, okupansi atau jumlah penghuni kamar menyusut akibat efisiensi anggaran.

“Kami di perhotelan seperti kembali tiga tahun lalu, kalau mau lebaran biasanya hampir 90 persen okupansi. Sekarang, kalau kita year on year sudah turun 25 persen,” tutur Wiwied Nurseka.

Sejak pemerintah menerapkan efisiensi, kata Wiwied, pihaknya banyak bergantung dengan tamu-tamu dari pihak swasta. Sebab selama ini, 85 persen pendapatan berasal dari pemerintah.

Meski begitu, pasar corporate dianggap sangat minim dibanding pemerintah. Belum lagi banyak hotel di Makassar juga menarget pasar tersebut.

“Permintaan sangat turun sementara terlalu banyak hotel di Makassar, terlalu sedikit pasar yang kita perebutkan,” jelas Wiwied.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Makassar Andi Hadi Ibrahim Baso mengatakan, kebijakan efisiensi oleh pemerintah pusat diharap tidak berlangsung lama.

Menurutnya, aktivitas perekonomian di Kota Makassar sangat bergantung perhotelan. Begitu juga soal pendapatan pajak, banyak bersumber dari industri pariwisata.

“Kita berharap kebijakan ini tidak lama, saya melihat mungkin hanya satu tahun seperti Covid kemarin,” pungkas legislator Fraksi PKS tersebut. (*)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Jalan Alternatif Leimena–Manggala dan Perintis, Resmi Dibangun

10 Oktober 2025 - 17:35 WIB

Pelayanan SPBU Semakin Inklusif, Pertamina Patra Niaga Sulawesi Latih Petugas Bahasa Isyarat

9 Oktober 2025 - 23:16 WIB

Pertamina Patra Niaga Imbau Masyarakat dan Konsumen WASPADA HOAX, Pastikan Kebenaran Informasi

7 Oktober 2025 - 21:16 WIB

Wali Kota Munafri Melantik Direksi dan Dewas BUMD, Ini Daftarnya!

7 Oktober 2025 - 21:03 WIB

Pelindo Regional 4 Gelar Standardisasi Audit untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan

6 Oktober 2025 - 16:16 WIB

Trending di Ekobis